Minggu, 17 Oktober 2010

ENERGI DAN USAHA


ENERGI DAN USAHA
Khairan Efendi*

A.     Energi Adalah
Berasal dari kata Yunani “Energia” yang berarti Kegiatan atau Aktivitas
Kata tersebut dari kata en artinya dalam dan ergon atrinya kerja
Dapat disimpulkan bahwa kata energi mempunyai maksud kemampuan untuk melakukan usaha/kerja
1.      Energi Potensial
Energi Potensial adalah energi yang dimiliki benda karena letak dan kedudukannya.
Semua benda yang ada dipermukaan bumi memiliki energi potensial karena adanya gravitasi bumi
Contoh
Buah mangga dipohon
Ketapel
Air terjun
dll
2.      Energi Kinetik
Energi Kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya atau kelajuannya
Contoh
a.       mobil yang bergerak
b.      angin yang berhembus
c.       baling-baling yang bergerak
  1. Bentuk-bentuk/ macam-macam energi
Bentuk2 energi sangat banyak sekali yang kita jumpai di ala ini diantaranya adalah energi nuklir, energi panas, energi listrik, energi kimia, energi, cahaya dll
    1. energi kimia dari makanan yang kita makan berubah menjadi energi gerak
    2. seterika mempunyai energi listrik yang diubah menjadi energi panas
    3. batu yang dilempar mempunyai energi mekanik yang diubah menjadi energi gerak dan energi bunyi
energi mekanik adalah energi yang dimiliki suatu benda yang berkaitan dengan gerak ( energi potensial dan energi kinetic)
  1. Sumber2 energi
    1. sumber energi yang dapat diperbaruhi adalah sumber energi yang tidak terbatas jumlahnya di alam, seperti menanam padi sebagai cara untuk memperoleh energi
    2. sumber energi yang tidak dapat diperbaharui
sumber energi ini adalah jumlahnya terbatas dan akan habis pada waktu tertentu, seperti bahan baker, batu bara, gas alam
  1. Hukum Kekekalan Energi
Energi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan tetapi energi dapat diubah dari satu bentuk kebentuk yang lain
Contoh tersebut dapat kita perhatikan bahwa energi listrik dapat diubah menjadi energi panas(kalor) energi suara, Energi cahaya.

Tugas/Latihan
Buah durian tergantung pada tangkai pohonnya setinggi 8 meter, jika massa durian 2 kg dan percepatan gravitasi 10 N/kg, berapa energi potensial yang dimiliki durian tersebut ?
Penyelesaian :
Diketahui :
h = 8 meter
m = 2 kg
g = 10 N/kg
Ditanyakan : Ep = ……… ?
Jawab :
Ep = m.g.h
Ep = 2 kg. 10 N/kg. 8 m
Ep = 160 Nm
Ep = 160 J

Jadi energi potensial yang dimiliki oleh buah durian adalah 160 joule
Sebuah mobil yang massanya 1000 kg bergerak dengan kecepatan 15 m/s. Berapa energi kinetik yang dimiliki mobil tersebut ?
Penyelesaian :
Diketahui :
m = 1000 kg
v = 15 m/s
Ditanyakan : Ek = ……… ?
Jawab :
Ek = ½ m.v2
Ek = ½ 1000 kg.(15 m/s)2
Ek = ½ 1000 kg.225 m2/s2
Ek = 112500 kg m2/s2
Jadi energi kinetik yang dimiliki oleh mobil tersebut adalah 112500 joule

Silabus Strategi Pembelajaran PAI

Silabus Strategi Pembelajaran PAI
SILABUS MATA KULIAH         : STRATEGI PEMBELAJARAN PAI KODE MATA KULIAH     : JURUSAN         : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PROGRAM         : S.1 SKS            : 2 SKS DESKRIPSI TUJUAN TOPIK INTI
silAbus
1. KONSEP STRATEGI PEMBELAJARAN 2. BERBAGAI PENDEKATAN DALAM BELAJAR MENGAJAR 3. BENTUK KOMUNIKASI DALAM PROSES INTRAKSI EDUKATIF ( TENAGA    PENGAJAR ) 4. SIKAP DAN PROFESI GURU DALAM PROSES BELAJAR   MENGAJAR 5. KETERAMPILAN-KETERAMPILAN DALAM PENGAJARAN
6. AZAZ-AZAZ UMUM DALAM PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN METODE
7. KEBERHASILAN BELAJAR MENGAJAR
8. PENERAPAN KOMPETENSI KEGURUAN DALAM PEMBELAJARAN
9. PRAKTEK KEGURUAN DI DALAM KELAS


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NH SELATPANJANG DISAMPAIKAN PADA MATA KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI SEMESTER GENAP 2008/2009
OLEH
KHAIRAN EFENDI
DOSEN STAI NH SELATPANJANG 2006 - SEKARANG
ALUMNI SDN 036 SUNGAI TENGAH 1993
ALUMNI MTs AL-MUKARROMAH SEI ANAK KAMAL 1996
ALUMNI MAN SELATPANJANG 1999
ALUMNI D2 JURUSAN PGSD.MI STAI NH SELATPANJANG 2004
ALUMNI S.1 JURUSAN PAI STAI NH SELATPANJANG 2006
MAHASISWA PASCA SARJANA S2 UIN SUSKA RIAU PEKANBARU 2009

KONSEP STRATEGI PEMBELAJARAN

PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN

BEBERAPA PENDAPAT TENTANG STRATEGI PEMBELAJARAN YANG DIKUTIP DARI BEBERAPA REPERENSI SEBAGAI BERIKUT :

STRATEGI PEMBELAJARAN DAPAT DIARTIKAN SEBAGAI PERENCANAAN YANG BERISI TENTANG KEGIATAN YANG DI DESAIN UNTUK MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN TERTENTU. ( J.R DAVID 1976 )

STRATEGI DAPAT JUGA DIARTIKAN SUATU GARIS BESAR-GARIS BESAR HALUAN UNTUK BERTINDAK DALAM USAHA MENCAPAI SASARAN YANG TELAH DITENTUKAN
 ( SYAIFUL BAHRI DJAMARAH )

STRATEGI PEMBELAJARAN DAPAT DIARTIKAN SEBGAI SETIAP KEGIATAN YANG DIPILIH, YAITU YANG DAPAT MEMBERIKAN FASILITAS ATAU BANTUAN KEPADA PESERTA DIDIK UNTUK MENUJU TERCAPAINYA TUJUAN PEMBELAJARAN TERTENTU
( KOZNA 1989 )






KONSEP STRATEGI PEMBELAJARAN
GERLACH DAN ELY ( 1980 ), STRATEGI PEMBELAJARAN MERUPAKAN CARA-CARA YANG DIPILIH UNTUK MENYAMPAIKAN METODE PEMBELAJARAN DALAM LINGKUNGAN PEMBELAJARAN TERTENTU, SELANJUTNYA DIJABARKAN OLEH MEREKA BAHWA STRATEGI PEMBELAJARAN DIMAKSUD MELIPUTI SIFAT LINGKUNGAN DAN URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN YANG DAPAT MEMBERIKAN PENGALAMAN BELAJAR PESERTA DIDIK
GROPPER ( 1990 ) MENGATAKAN BAHWA STRATEGI PEMBELAJARAN MERUPAKAN PEMILIHAN ATAS BERBAGAI JENIS LATIHAN TERTENTU YANG SESUAI DENGAN TUJUAN PEMBELAJARAN YANG INGIN DICAPAI
MEMPERHATIKAN BEBERAPA PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN DIATAS MAKA DAPAT DIARTI SEBAGAI CARA-CARA YANG AKAN DIPILIH DAN DITERAPAKAN DALAM PENYAMPAIAN MATERI PEMBELAJARAN YANG BERLANGSUNG DIDALAM KELAS
KONSEP STRATEGI PEMBELAJARAN
MENGINDENTIVIKASIKAN SERTA MENETAPKAN SPESIFIKASI DAN KUALIFIKASI PERUBAHAN TINGKAH LAKU
MEMILIH SISTEM PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ASPIRASI DAN PANDANGAN HIDUP MASYARAKAT
MEMILIH DAN MENETAPAKAN PRESEDUR, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN  YANG DIANGGAP PALING TEPAT DAN EFEKTIF
MENETAPKAN NORMA-NORMA DAN BATAS MINIMAL KEBERHASILAN ATAU KRETERIA SEBAGAI PEDOMAN OLEH GURU DALAM MELAKUKAN EVALUASI
KONSEP STRATEGI PEMBELAJARAN
KONSEP STRATEGI PEMBELAJARAN
A.    Konsep dasar strategi pembelajaran
Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku
Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah pembelajaran
Memilih prosedur, metode, dan teknik pembelajaran dan
Menerapkan norma dan kreteria keberhasilan kegiatan pembelajaran

B.     Sasaran kegiatan pembelajaran

Pengembangan bakat secara optimal
Hubungan antra manusia
Efesiensi ekonomi
Tanggung jawab selaku warga negara

C.     Pembelajaran sebagai suatu sistem

Tujuan
Bahan
Siswa
Guru
Metode
Situasi
evaluasi

 

D. Hakikat proses pembelajaran
       Belajar adalah proses perubahan perilaku  berkat pengalaman dan latihan, hal tersebut menyangkut, tujuan kegiatan, perubahan tingkah laku, pengetahuan, keterampilan, sikap, organisasi, atau pribadi

E. Enterting behavior siswa
    Hasil kegiatan proses belajar mengajar tercermin dalam perubahan perilaku, baik meterial-subtansial, sutruktural-fungsional.

    Menurut abin syamsuddin diidentifikasi sebagai berikut :

Secara tradisional, telah lazim para guru mulai dengan pertanyaan mengenai bahan yang pernah diberikan sebelum menyajikan bahan baru
Secara inovatif, guru tertentu diberbagai lembaga pendidikan yang memiliki atau mengembangkan instrumen pengukuran prestasi belajar dengan memenuhi syarat, mengadakan pre-test sebelum mereka memulai mengikuti program pembelajaran



F.   Memilih Sistem Pembelajaran
Enquiri discovery learning
    Belajar diatas itu merupakan belajar mencari sendiri. Misalnya simulasi, prablem statemen,data colletion,data procesing,verification, dan generalization.
Ekspository learning
    pembelajaran seperti ini guru menyiapkan dan menyajikan materi siswa tinggal menyimak apa yang disampaikan oleh guru. Sistem ini melewati beberapa presedur diantaranya adalah, preparasi,apersipsi,presentase dan resitasi
Mastery learning
    dalam kegiatan ini guru harus mengusahakan upaya2 yang dapat mengantarkan kegiatan anak didik kearah tercapainya penguasaan yang penuh terhadap bahan pelajaran yang diberikan



Humanitic education
    sistem ini adalah kecerdasan para siswa sangat bervariasi secara individual, guru diharapkan mengerti dan memilah siswa yang cerdas dan yang kurang cerdas

Pengorganisasian kelompok belajar
    disarankan kepada guru untuk mengorganisasikan kelompok belajar yang terdiri 1 orang=N1/ N2=2-20/N lebih dari 40 orang
KONSEP STRATEGI PEMBELAJARAN
G. Implementasi pembelajaran
Tahap-tahap pengelolaan dan pelaksanaan dalam pembelajaran

PENGERTIAN DESAINS EVALUASI Khairan Efendi*

PENGERTIAN DESAINS EVALUASI Khairan Efendi*

Sebelum melakukan desain evaluasi maka terlebih dahulu harus dilakukan fokus evaluasi yaitu mengkhususkan apa dan bagaimana evaluasi akan dilakukan. Bila evaluasi sudah terfokus, maka ini berarti proses dan desain dimulai. Ada tiga elernen dalam proses pemfokusan, yaitu : mempertemukan pengetahuan dan harapan, mengumpulkan informasi, dan merumuskan rencana evaluasi.
Penyusunan desain evaluasi program merupakan langkah pertama dan menyangkut aspek perencanaan. Di dalam tahap perencanaan ini diuraikan garis garis besar mengenai hal hal lain yang berkaitan dengan kegiatan evaluasi tersebut. Evaluasi program merupakan pelayanan bantuan kepada pelaksana program untuk memberikan input bagi pengambilan keputusan tentang kelangsungan program tersebut. Oleh karena itu, maka pelaksana evaluasi program harus memahami seluk beluk program yang dinilai.
   

1.Pengambilan keputusan mengeluarkan kebijakan mengenai pelaksanaan suatu program.
2.    Kepala Sekolah menunjuk evaluator program (dapat dari bagian dalam pengelola ataupun orang luar dari program) untuk melaksanakan evaluasi program setelah melaksanakan selama jangka waktu tertentu.
3.    Penilai program melaksanakan kegiatan penilaiannya, mengumpulkan data, menganalisis dan menyusun laporan.
4.    Penilai program menyampaikan penernuannya kepada pengelola program.

Adapun komponen komponen evaluasi program, sebagai berikut:
1.    Tujuan yang ditetapkan oleh pengambil keputusan dan diberitahukan kepada pelaksana program.
2.    Kegiatan semua aktifitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, kegiatan harus relevan benar dengan tujuan
3.    Sarana fasilitas penunjang kegiatan
4.    Person pelaksana kegiatan
5.    Hasil keluaran sebagai akibat dari kegiatan,



Evaluasi dapat diartikan sebagai kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan membandingkan hasilnya dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan apakah kegiatan pembelajaran yang telah tersunsun dapat dilaksankan dengan baik sesuai tujuan dari pembelajaran (Khairan Efendi)
Menurut Nana Sudjana; evaluasi dijelaskan sebagai pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan kreteria tertentu
Kemudian menurut Suke Silverus; Evaluasi adalah bertitik tolak kepada tujuan pembelajaran (instrucsional) yang ditetapkan oleh pendidik kemudian benar-benar diusahakan pencampaiannya oleh pendidik dan peserta didik

Tinjauan UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Pasal 57 ayat 1 Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan diantaranya terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikanWiersma dan Jurs membedakan antara evaluasi, pengukuran dan testing. Mereka berpendapat bahwa evaluasi adalah suatu proses yang mencakup pengukuran dan mungkin juga testing, yang juga berisi pengambilan keputusan tentang nilai.
Pendapat ini sejalan dengan pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan mengukur dan menilai. Kedua pendapat di atas secara implisit menyatakan bahwa evaluasi memiliki cakupan yang lebih luas daripada pengukuran dan testing Sementara itu Asmawi Zainul dan Noehi Nasution mengartikan pengukuran sebagai pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas sedangkan penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes 
FUNGSI EVALUASI PEMBELAJARAN
Fungsi evaluasi pembelajaran dapat dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya adalah
Selektif
Diagnostik
Penempatan
Pengukur keberhasilan
Remedial
Umpan balik
Memotivasi dan membimbing anak
Perbaikan kurikulum dan program pendidikan
fungsi
Pengembangan ilmu
Untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan siswa
Untuk mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam belajar
Sebagai materi utama laporan hasil belajar siswa untuk orang tua siswa
Dasar psikologis
Dasar didaktif
Dasar administrasi
Tujuan evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu, input, transformasi dan output.
Input adalah peserta didik yang telah dinilai kemampuannya dan siap menjalani proses pembelajaran.
transformasi adalah segala unsur yang terkait dengan proses pembelajaran yaitu ; guru, media dan bahan beljar, metode pengajaran, sarana penunjang dan sistem administrasi. Sedangkan
output adalah capaian yang dihasilkan dari proses pembelajaran
Manfaat evaluasi
Secara umum manfaat yang dapat diambil dari kegiatan evaluasi dalam pembelajaran, yaitu :
Memahami sesuatu : mahasiswa (entry behavior, motivasi, dll), sarana dan prasarana, dan kondisi dosen
Membuat keputusan : kelanjutan program, penanganan “masalah”, dll
Meningkatkan kualitas PBM : komponen-komponen PBM
Sementara secara lebih khusus evaluasi akan memberi manfaat bagi pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran, seperti siswa, guru, dan kepala sekolah
Bagi  Siswa ; Mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran : Memuaskan atau tidak memuaskan
Bagi Guru:
mendeteksi siswa yang telah dan belum menguasai tujuan : melanjutkan, remedial atau pengayaan
ketepatan materi yang diberikan : jenis, lingkup, tingkat kesulitan, dll.
ketepatan metode yang digunakan
Bagi Sekolah:
hasil belajar cermin kualitas sekolah
membuat program sekolah
pemenuhan standar

Prinsip-prinsip evaluasi
Keterpaduan
evauasi harus dilakukan dengan prinsip keterpaduan antara tujuan intrusional pengajaran, materi pembelajaran dan metode pengjaran.
Keterlibatan peserta didik
prinsip ini merupakan suatu hal yang mutlak, karena keterlibatan peserta didik dalam evaluasi bukan alternatif, tapi kebutuhan mutlak.
Koherensi
evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang telah dipelajari dan sesuai dengan ranah kemampuan peserta didik yang hendak diukur.
Pedagogi

9.    Perlu adanya tool penilai dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri siswa.
10. Akuntabel
11. Hasil evaluasi haruslah menjadi aalat akuntabilitas atau bahan pertnggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seeprti orangtua siswa, sekolah, dan lainnya.

wASSALAMUALAIKUM
TERIMAKASIH BUANYAK YE PAKKKKK
ATAS MATERINYEEEE
JUMPE LAGI PADA
SESI
BERIKUTNYE
OC

Tesis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sosok KH.Hasyim Asy’ari dan Hamka merupakan sosok intelektual muslim yang sangat menarik untuk diteliti, kedua tokoh tersebut sering diperbincangkan ditengah-tengah kalangan intelektual dari beberapa sudut pandang misalnya Hasyim Asy’ari dan Hamka berbicara tentang pendidikan, etika, agama, politik, sosial dan budaya. Kedua tokoh juga membentuk dan mendirikan organisasi yang saat ini masih tetap berjalan aktif yaitu Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah disamping keduanya sebagai tokoh organisasi sosial agama yang besar, juga sangat konsen terhadap pendidikan akhlak.
Akhlak Islam berdasarkan taqwa, takwa berarti menjaga diri atau memelihara diri. Pemeliharaan diri diwujudkan dengan melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-larangannya. Taqwa berarti juga taat kepada Allah dan ingin mendapatkan pahala dariNya, serta mengandung pengertian takut kepada siksaNya.
Akhlak adalah perangai yang berakar didalam hati sebagai anugrah dari khaliq maha pencipta. Merupakan satu kenyataan belaka bahwa makhluk manusia mesti terikat erat dengan khliqnya sang pencipta. Akhlak merupakan jambatan yang mendekatkan makhluk dengan khaliqnya. Hamka menyebutkan bahwa sesungguhnya kepercayaan Tauhid yang ditanamkan demikian rupa melalui agama yang diajarkan oleh Nabi SAW membentuk akhlak penganutnya. Sebagaian pendapat mengartikan akhlak adalah kebiasaan kehendak, bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka kebiasaannya itu disebut dengan akhlak Nabi Muhammad SAW diutus menjadi Rasul dengan maksud utama untuk membina dan menyempurnakan akhlak, sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad
إﻨﻤﺎ ﺑﻌﺛﺖ ﻷﺘﻣﻡ ﻤﻜﺎﺮﻡ ﺍﻷﺧﻼﻖ
Artinya : “Bahwasanya aku diutuskan Allah untuk menyempurnakan keluhuran akhlak (budi pekerti)” H.R Ahmad

Selanjutnya firman Allah dalam surat al- Ahzab, 21 )
                 

Artinya : “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”

Akhlak ataupun budi pekerti memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Akhlak yang baik akan membedakan antara manusia dengan hewan. Manusia yang berakhlak mulia dapat menjaga kemuliaan dan kesucian jiwanya dapat mengalahkan tekanan hawa nafsu syahwat syaitoniah, berpegang teguh kepada sendi-sendi keutamaan. Akhlak yang tabah dan teguh ini dikutkan lagi oleh suatu pokok kepercayaan, yaitu Takdir.
Menghindarkan diri dari sifat-sifat kecurangan, kerakusan dan kezaliman. Manusia yang berakhlak mulia, suka tolong menolong sesama insan dan makhluk lainnya. Mereka senang berkorban untuk kepentingan bersama yang kecil hormat kepada yang tua,yang tua kasih kepada yang kecil. Manusia yang memiliki budi pekerti yang mulia, senang kepada kebenaran dan keadilan, toleransi, mematuhi janji, lapang dada dan tenang dalam menghadapi segala halangan dan rintangan.
Akhlak yang baik akan mengangkat manusia ke darjat yang tinggi dan mulia, akhlak yang buruk akan membinasakan seseorang insan dan juga akan membinasakan ummat manusia. Manusia yang mempunyai akhlak yang buruk senang melakukan sesuatu yang merugikan orang lain, senang melakukan kekacauan, senang melakukan perbuatan yang tercela yang akan membinasakan diri dan masyarakat seluruhnya. Suatu masyarakat dan bangsa akan disebut sebagai masyarakat dan bangsa yang maju manakala memiliki peradaban yang tinggi dan akhlak yang mulia, meskipun dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi masih sangat sederhana.
Sedangkan pada masyarakat dan bangsa yang meskipun kehidupannya dijalani dengan teknologi yang modern dan canggih, tapi tidak memiliki peradaban atau akhlak yang mulia, maka masyarakat dan bangsa itu disebut sebagai masyarakat dan bangsa yang terbelakang dan tidak menggapai kemajuan
Dalam pandangan Hamka, tugas pendidik pada umumnya adalah membantu mempersiapkan dan mengantarkan peserta didik untuk memiliki ilmu pengetahuan yang luas, berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat secara luas Hamka merupakan salah satu tokoh ulama besar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
KH.Hasyim Asy’ari dan Hamka merupakan tokoh ulama yang terkenal diseluruh tanah air, bahkan dikenal sampai keluar negeri, artinya pemikiran Hasim dan Hamka sangat berpengaruh terhadap Bangsa dan Negara, pemikiran beliau banyak dijadikan referensi baik berupa artikel, jurnal, tesis, disertasi, bahkan kedalam betuk buku, Hasim dan Hamka berbeda organisasi, Hasim dari kalangan Nahdhatul Ulama dan Hamka berasal dari golongan Muhamadiyah, tentunya dari pemikiran dan pelaksana terdapat perbedaan dan persamaan yang hakiki, sehingga penulis tertarik untuk melihat lebih jauh konsep pemikiran Hasim dan Hamka terutama pada konsep pendidikan akhlak yang ditawarkan kedua tokoh tersebut.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari uraian di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian tesis ini adalah ”bagaimana pemikiran KH.M.Hasyim Asy’ari dan Hamka tentang konsep pendidikan akhlak
2. Batasan Masalah
Bertitik tolak dari rumusan masalah diatas dan agar penelitian ini fokus maka pembahasan penulis batasi pada hal-hal sebagai berikut :
1. Konsep Pendidikan Akhlak
2. Penanaman Akhlak Pelajar terhadap Guru
3. Penanaman Akhlak Guru terhadap Siswa ( anak didik )
4. Penanaman Akhlak sesama Pelajar
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkap dan membandingkan pemikiran-pemikiran konsep pendidikan akhlak yang dikamukakan oleh KH.Hasyim Asy’ari dan Hamka. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Konsep Pendidikan Akhlak Menurut KH.Hasyim Asy’ari dan Hamka
2. Penanaman Akhlak Pelajar terhadap Guru
3. Penanaman Akhlak Guru terhadap Siswa ( anak didik )
4. Penanaman Akhlak Sesama Pelajar
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan pembahasan pada penelitian tesis ini terbagi menjadi dua bagian yaitu (1) kegunaan secara teoritis untuk mengembangkan khzanah keilmuan penulis (2) secara praktis penulisan ini bermanfaat bagi :
a. Orang tua dalam pembentukan akhlak yang terpuji dihadapan khaliqNya
b. Lingkungan masyarakat untuk membudayakan akhlak yang terpuji
c. Pendidik (guru) dalam pembinaan akhlak peserta didik
d. Alim ulama dan cerdik pandai yang memberi suri tauladan yang baik kepada semua pihak
D. Defenisi Operasional
Tesis ini mengambil judul Konsep Pendidikan Akhlak; studi atas pemikiran KH.Hasyim Asy’ari dan Hamka, agar tidak terjadi makna ganda maka perlu dijekaskan maksud dari judul proposal tesis ini :
1. Konsep
Konsep dalam bahasa inggris disebut dengan concept-conception, gamabaran tentang sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia konsep artinya ide atu pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkrit.
Selanjutnya dalam Kamus Ilmiah Populer, Konsep adalah Ide umum, Pengertian, Pemikiran, rancangan, rencana dasar Konsep yang dimaksud dalam tesis ini adalah Pemikiran atau ide yang tuangkan oleh kedua tokoh tantang Pendidikan Akhlak


2. Pendidikan Akhlak
Pendidikan akhlak berasal dari dua kata yaitu Pendidikan dan Akhlak, yang dimaksud dengan pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya keperibadian yang utama dengan redaksi yang berbeda, Marimba dalam Tafsirnya menyatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya keperibadian yang utama .
Menurut Azra, pendidikan merupakan suatu proses penyiapan sumber daya manusia untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. Akhlak secara etimologi berasal dari kata khalaqa yang berarti mencipta, membuat, atau menjadikan. Akhlak adalah kata yang membentuk mufrad, jamaknya adalah khuluqun, yang berarti perangai, tabiat, adat, atau khalqun yang berarti kejadian, bantuan, ciptaan.
Iman Ghazali dalam Ihya Ullumuddin yang dikutip oleh Zainudin mengatakan bahwa akhlak ialah daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa yang mendorong perbuatan-perbuatan yang spontan tampa memerlukan pertimbangan pikiran pendidikan akhlak yang dimaksud dalam kajian ini adalah sikap yang melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan konsep pendidkan akhlak dalam kajian tesis ini adalah gambaran, ide atau pemikiran tentang akhlak kedua tokoh tersebut yaitu pemkiran KH. Hasyim Asy’ari dan Hamka.
E. Kajian Terdahulu yang Relevan
Penelitian tentang konsep pendidikan akhlak sudah banyak diteliti oleh peneliti yang terdahulu baik berupa skripsi, tesis, disertasi, jurnal, bentuk buku maupun makalah diantaranya adalah Konsep Pendidikan KH. Hasyim Asyari berupa tesis yang di tulis oleh Maslani dengan judul penelitian “Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari dalam Karyanya Adab al-’âlim wa al-muta’allim: Suatu Upaya Pengungkapan Belajar-Mengajar” tahun 1997 dan Nurdin dengan judul penelitian “Etika Belajar Mengajar: Telaah Kritis atas Konsep Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari dalam Kitab Adab al-’âlim wa al-muta’allim” tahun 1999 Pada penelitian pertama, pembahasan tampaknya lebih banyak difokuskan pada teoritisasi mengenai signifikansi pendidikan dan tugas serta tanggung jawab bagi murid dan guru.
Sedangkan penelitian terakhir menelusuri konsep etika belajar mengajar dalam perspektif KH. Hasyim Asy’ari dan implikasinya bagi dunia pendidikan Islam.
Konsep Pendidikan dalam Kitab Ta’lim Muta’alim dan Relevansinya dengan dunia pendidikan dewasa ini yang ditulis oleh KH.M.Kholil Bisri. Menurut Kholil dalam makalahnya adalah Untuk menyikapi ilmu, guru dan rekan yang seperti, untuk menganggap sikap ta'dhhim ala TMT berlebihan atau tidak, untuk mengatakan sikap-sikap TMT relevan atau tidak kaitannya dengan sistem pendidikan dewasa ini tergantung dimana sebenarnya seseorang (sebagai tholib) menempatkan dirinya dalam kedudukan dan peranan apa, menurut anggapan tholib, guru berpengaruh pada "pembentukan diri". Seberapa besar guru memberi manfaat pada kehidupan tholib. Sampai sejauh mana jangkauan tholib mengapa dia melengkapi diri dengan ilmu itu. Substansi pendidikan (yang bahasa kitabnya at-tarbiyah dari "madhi" robba yang maknanya "memberangkatkan pagi-pagi" atau "memperkembangkan sejak mula", sejak ditanam bagi tanaman dan sejak masa pertumbuhan bagi anak manusia) adalah menggarap jiwa anak manusia menurut fitrahnya adalalah bersih-bersih bagaikan kertas putih dia bisa ditulis, dilukis, dicoret-coret atau diapakan saja bahkan disobek-sobek.
Ditarbiyah dengan demikian bisa diusulkan untuk berarti: “tughda wa tunsau kama hiya makhluqotun bihi bighoiri taghyiri wa thawili majraha, dibiarkan berangkat dan beranjak tumbuh sesuai dengan fitrahnya tanpa harus dibiasakan dari alur yang semestinya dengan menuntun dan memberi contoh yang diinginkan serta memberi warna yang seindah-indahnya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh dia yang dididik. Sehingga tertanam pada dirinya haiah rosikhoh tashduru min halil af 'aal.
Berupa buku yang ditulis oleh Samsul Nizar dengan judul Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran Hamka tantang Pendidikan Islam yang isinya berkaitan dengan pemikiran-pemikiran Hamka, khususnya tentang Pendidikan Islam. H.Ramayulis dan SamsulNizar, Filsafat Pendidikan Islam (Talaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran Para Tokoh) dalam buku tersebut mennghimpun beberapa tokoh termasuk kedua tokoh yaitu KH.Hasyim Asy’ari tentang Etika kemudian pemikiran Hamka yang berbicara tentang system pendidikan Suwendi dalam bukunya Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam , Suwendi lebih mengedepankan pada unsur hati sebagai titik tolak pendidikan KH.Hasyim Asy’ari, karena hati yang mendorong sebuah etika itu muncul.
Dari sekian banyak penelitian dan penulisan yang ada baik berupa Tesis, Skripsi, Makalah maupun buku yang mengkaji tentang Konsep Pendidikan Akhlak Pemikiran Hamka dan KH. Hasyim Asy’ari secara komperatif belum di temukan oleh peneliti dan penelitian ini merupakan penelitian pertama dalam tesis ini.
F. Metode Penelitian
1. Bentuk dan Sifat Penelitian
Penelitian ini berbentuk dan bersifat penelitian kepustakaan (library research) karena objek penelitian ini terdapat di perpustakaan terutama referensi yang berkaitan dengan judul tersebut adalah tentang konsep pendidikan akhlak menurut KH Hasyim Asy’ari dan Hamka merupakan penelitian perbandingan atau pendekatan komparatif.
Karena penelitian ini ingin mengkaji pemikiran-pemikiran tentang konsep pendidikan akhlak kedua tokoh yang berbeda organisasi, KH.Hasyim Asy’ari dari kalangan Nahdatul Ulama sedangkan Hamka berasal dari kalangan Muhamadiyah, secara konsep pemikiran kedua tokoh tersebut terdapat perbedaan dan persamaan dalam penerapan konsep maupun penerapan dilapangan
2. Sumber Data
a. Data Perimer
Data primer yaitu data yang berkaitan langsung dengan judul penelitian yaitu dalam buku KH. Hasyim Asy’ari yang Berjudul Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim fima Yahtaju ilaih al-Muta’allim fi Ahwal Ta’limih wama Yatawaqqaf ‘alaih al-Muallim fi Maqat Ta’limih dan Hamka dalam bukunya Lembaga Budi Hamka, Lembaga Hidup Hamka, Pandangan Hidup Muslim, Hamka, Falsafah Hidup Hamka, Tasauf Modern
b. Data Sekunder
Sedangkan data sekunder diambil dari literatur yang mendukung dalam kajian tesis ini, yaitu, Hamka, Kenang-kenanggan Hidup Jilid, I, II dan III,Hamka, Dari Hati ke Hati, , Lathiful Khuluq, Fajar Kebangunan Ulama (Biografi KH.Hasyim Asy’ari), Samsul Nizar, Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran Hamka tentang Pendidikan Islam, Muhammad Al-Ghazali, Akhlak Seorang Muslim (terjemahan Moh. Rifai), Rahman Ritonga, Akhlak (Meraih Hubungan dengan Sesama Manusia), Maslani, “Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari dalam Karyanya Adab al-’âlim wa al-muta’allim: Suatu Upaya Pengungkapan Belajar-Mengajar”, Tesis, Nurdin., “Etika Belajar Mengajar: Telaah Kritis atas Konsep Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari dalam Kitab Adab al-’âlim wa al-muta’allim” Tesis, M.Kholil, Dikutip dari Makalah yang beliau sampaikan di Pondok Pesantren Al-Hamidiyyah Jakarta
3. Pengumpulan data dan Analisis data
a. Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mengacu kepada pendekatan ”library research” yaitu penelusuran buku-buku literatur baik yang bersifat primer maupun sekunder, setelah data terkumpul kemudian dianalis tingkat persamaan dan perbedaan dari kedua tokoh yang menjadi objek penelitian tesis ini
b. Analisis data
Metode yang dipergunakan dalam menganalisis data-data dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis terhadap data-data yang diperoleh melalui data primer dan data sekunder.
Adapun metode yang dipakai dalam menganalisis data pada penulisan tesis ini adalah metode content analysis. Menurut Soejono, content analysis adalah usaha untuk mengungkapkan isi sebuah buku yang menggambarkan situsi penulis dan masyarakatnya pada waktu buku itu ditulis jadi dalam tesis ini akan mengungkapkan konsep pendidikan akhlak yang tunjukkan oleh KH Hasyim Asy’ari dan Hamka
ANALISIS HASIL UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata Pelajaran : IPA Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Tebing Tinggi
Kelas/Semester : VIII-4/I (Satu) Banyak Soalnya : 10 Soal Essay
Tahun Pelajaran : 2010/2011 KKM : 60

Nomor Nama Siswa L/P Nomor Soal, Skor Ideal dan Skor yang Diperoleh Jumlah Persentase Ketuntasan
Urut Induk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor Ketercapaian
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 %
1 Abdul Muid.SR L 1 1 1 1 1 5 2 1 1 1 15 15
2 Ade Harnandi L 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 7 7
3 Carles L 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 4 4
4 Desti Zumarni P 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 12 12
5 Diana Lestari P 10 1 6 0 1 8 4 4 1 0 35 35
6 Faizal L 6 0 0 0 0 6 0 2 2 2 18 18
7 Firman Ruwanda L 10 1 1 1 1 2 2 2 5 1 26 26
8 Fitriani P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10
9 Hari Septiardi L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10
10 Jumilah P 10 5 1 1 2 1 1 1 1 1 24 24
11 Jupriadi L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10
12 M.Iqbal L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10
13 M.Syaifudin L 10 0 0 0 0 4 0 1 1 1 17 17
14 Marwan L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10
15 Mulyadi L 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 8
16 Musliman L 4 2 2 1 1 8 2 2 2 2 26 26
17 Nabila Aulia P 6 1 1 1 2 6 4 4 4 1 30 30
18 Nadya Restiana P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10
19 Nazeri Soleh L 4 1 1 0 8 2 1 1 1 1 20 20
20 Novita Sari P 10 1 1 4 4 1 6 2 1 2 32 32
21 Nurhasikin P 8 1 1 10 1 4 1 2 2 1 31 31
22 Nadiah P 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 13 13
23 Nila Juliati P 10 1 0 0 8 4 2 2 4 1 32 32
24 Rara Santika P 10 1 1 1 1 8 4 2 1 0 29 29
25 Rian Guspianto L 5 1 1 1 0 2 1 1 1 0 13 13
26 Sarifah Riani P 10 1 0 0 0 0 0 2 2 2 17 17
27 Sigit Pianbodo L 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 10
28 Siti Nurjiah P 10 0 1 4 4 8 6 4 1 1 39 39
29 Siti Fatmawati P 10 1 4 1 1 4 4 2 10 2 39 39
30 Sandra Al Amin P 0 0 0 0 4 1 1 1 1 0 8 8
31 Solihin L 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 10
32 Trisno Wibowo L 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 19
33 Yogi Andrianto L 6 0 0 0 1 6 0 4 7 2 26 26
34 M.Irfan L 10 4 1 4 10 8 4 4 10 0 55 55
35 Didi Erianto L 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 19
Jumlah Skor 201 35 34 41 61 104 58 57 70 33 694
Skor Maksimal 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350
Jumlah Skor Ideal 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Jumlah Siswa Tuntas 0
Persentase Tercapai 57.42857143 10 9.714285714 11.71428571 17.42857143 29.71428571 16.57142857 16.28571429 20 9.428571429 198.2857143

Mengetahui Selatpanjang, 8 Oktober 2010
Kepala SMP Negeri 2 Tebing Tinggi Guru Mata Pelajaran



AMIRUSIN,S.Pd KHAIRAN EFENDI
NIP 19700608 1999 03 1 004




























ANALISIS HASIL UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata Pelajaran : IPA Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Tebing Tinggi
Kelas/Semester : VIII-5/I (Satu) Banyak Soalnya : 10 Soal Essay
Tahun Pelajaran : 2010/2011 KKM : 60

Nomor Nama Siswa L/P Nomor Soal, Skor Ideal dan Skor yang Diperoleh Jumlah Persentase Ketuntasan
Urut Induk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor Ketercapaian
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 %
1 Abdul Rahman 2 0 0 0 0 1 0 4 0 0 7 7
2 Anton Sutrisno 1 1 0 0 0 4 2 2 1 2 13 13
3 Afrina Susanti 10 4 0 4 4 4 4 4 2 1 37 37
4 Elma Roza 2 1 0 5 5 8 8 8 4 2 43 43
5 Dino Saputra 1 1 0 0 0 4 1 2 1 2 12 12
6 Erlina Wati 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Gina Garu Nanda 10 1 0 0 0 6 1 4 0 0 22 22
8 Hari Saputra 4 1 1 0 0 1 1 2 4 0 14 14
9 Herianto 4 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 5
10 Irfandi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Joko Sumitro 1 1 0 0 0 4 2 4 1 0 13 13
12 Laila Fadila 10 4 0 4 2 4 4 4 4 1 37 37
13 M.Al-Qodri Kurniawan 1 0 0 0 0 4 1 1 1 0 8 8
14 Meli Santika 10 1 1 10 10 8 8 4 4 4 60 60 Tuntas
15 Misdah Purnawan 1 0 1 0 0 1 1 1 8 0 13 13
16 M.Halwani 1 1 0 1 1 4 4 1 1 1 15 15
17 M.Yusuf 1 0 1 0 0 4 2 2 1 1 12 12
18 Nanda 1 0 0 0 0 6 4 4 6 2 23 23
19 Nurhasanah 4 0 0 4 2 6 4 4 1 1 26 26
20 Nuraini 10 1 0 6 8 6 4 4 1 1 41 41
21 Pepi Safitri 10 1 0 8 8 4 4 2 1 0 38 38
22 Rahmat 10 0 0 0 0 4 4 2 4 0 24 24
23 Suryanti 10 5 1 10 10 8 4 2 2 1 53 53
24 Tutik Fatmawati 2 0 0 4 4 2 2 4 2 2 22 22
25 Ulfa Aisah 4 0 1 4 4 2 2 4 4 2 27 27
26 Supriyadi 4 1 0 0 0 2 2 2 1 0 12 12
27 Supriyandi 10 0 0 0 0 4 4 0 0 0 18 18
28 Siti Hardiani 8 1 0 1 1 8 2 2 4 2 29 29
29 Siti Nurlela 8 0 0 0 0 8 0 2 1 1 20 20
30 Siti Maesyarah 10 6 6 10 8 6 6 4 1 0 57 57
31 Wafaul Amri 1 0 0 0 0 8 4 1 2 1 17 17
32 Wawan Kurniawan 2 0 0 0 0 4 2 4 2 2 16 16
33 Yuli Agustina 4 1 1 8 8 6 2 4 1 1 36 36
34 Yufika Audina 1 0 0 6 6 4 4 2 2 2 27 27
35 Zulfikar 4 1 1 0 0 1 2 4 6 1 20 20
Jumlah Skor 162 33 14 85 81 147 95 94 73 33 817
Skor Maksimal 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350
Jumlah Skor Ideal 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Jumlah Siswa Tuntas 1
Persentase Tercapai 46.28571429 9.428571429 4 24.28571429 23.14285714 42 27.14285714 26.85714286 20.85714286 9.428571429 233.4285714

Mengetahui Selatpanjang, 8 Oktober 2010
Kepala SMP Negeri 2 Tebing Tinggi Guru Mata Pelajaran



AMIRUSIN,S.Pd KHAIRAN EFENDI
NIP 19700608 1999 03 1 004

Jumat, 01 Oktober 2010

SILABUS

SILABUS
Mata Kuliah        : Desains Evaluasi Pembelajaran
Komponen        :
Kode Mata Kuliah    : PAI 4404
Program        : Strata Satu (S.1)
Bobot            : 2 SKS
Semester        : V (lima)
Perguruan Tinggi    : STAINH SELATPANJANG
Dosen Pengampu    : Khairan Efendi
TOPIK INTI PERTATAP MUKA
Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Manfaat Evaluasi
Konsep Dasar Penilaian Pada KTSP
Instrumen Penilaian
    a. Penilaian dengan Tes
    b. Penilaian Non Tes
Jenis-jenis Tagihan Pada Penilaian KTSP
    a. Penilaian Unjuk Kerja
    b. Penilaian Proyek
    c. Penilaian Produk
    d. Penilaian Porto Folio
    e. Penilaian Tertulis
    f. Penilaian Sikap
    g. Penilaian diri






5. Kisi-Kisi Soal
6. Konsep Belajar Tuntas
    a. Remedial
    b. Pengayaan
7. Kreteria Ketuntasan Minimal ( KKM )
8. Teknik Pengolaan Nilai
9. Laporan Hasil Belajar
REFERENSI BACAAN
Puskur Balitbang DPN, 2006 Model Penilaian Kelas Kurikulum KTSP
DPN 2004 Sistem Penilaian Kurikulum 2004
Anas Sudijono 2006 Pengantar Evaluasi Pendidikan
Moh Thayeb Evaluasi Hasil Belajar 1998
Cece Rahmat dan Didi Suherdi, Evaluasi Pengajaran 1999
Marpaung Y, Evaluasi Proses
M. Ngalim Purwanto Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi
Suharsini Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan 1989

RIWAYAT HIDUP PENGAJAR
Nama                : khairan efendi
Tempat tanggal lahir    : pangkalan barat,27061981
Status Dosen        : DOSEN TETAP
NOMOR INDUK DOSEN    : 199001008
NAMA ISTRI            ; ISTI KURNIATI,S.Pd.i
Tempat tanggal lahir    : segomeng, 01051986
Nama anak        : septia khairani fitri
Tempat tanggal lahir    : selatpanjang,21 september 2010
Riwayat pendidikan formal pengajar
Mda darul falah pangkalan barat 1987-1989
Sd negeri 036 sungai tengah tamat 1993
mtS al mukarromah sei anak kamal tamat 1996
Man selatpanjang tamat 1999
Diploma dua stainh tamat 2004
Sarjana lengkap stainh tamat 2006
Pascasarjana tamat 2010
Pengalaman mengajar
Taman pendidikan alqur’an 1997-1999
Sd negeri 036 sei tengah 1999-2000
Mts al-mukarromah sei anak kamal 2000
Ma al-mukarromah 1999 sampai sekarang
Smp satu atap lukit 2008-2009
Smp negeri 2 selatpanjang 2010 s/d sekarang
Asisten dosen Stai nurul hidayah slp 2005-2006
Dosen luar biasa stai nh 2006-2008
Dosen tetap stai nh 2008-sekarang

Selasa, 28 September 2010

SATUAN ACARA PERKULIHAN


SATUAN ACARA PERKULIHAN

Satuan Pendidikan                                   : STAI Nurul Hidayah Selatpanjang
Mata Kuliah                                            : Desain Evaluasi Pendidikan
Kode / Sks                                               :          / 2 Sks
Jurusan                                                    : Pendidikan Agama Islam
Semester                                                  : Ganjil
Jenis Mata Kuliah                                   : Mata Kuliah Keilmuan dan Keahlian (MKK)
Dosen Pengampu                                    : Khairan Efendi

A.      Standar Kompetensi       : Mengenal Konsep Dasar Evaluasi

TATAP MUKA/ KOMPETENSI DASAR
MATERI PEMBELAJARAN
INDICATOR HASIL BELAJAR
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENILAIAN
Referensi
I & II Memahami Konsep Dasar Evaluasi
1.  Pengertian, tujuan dan manfaat evaluasi pembelajaran
2.  Konsep Dasar Penilaian KTSP

-   Menjelaskan Pengertian Evaluasi
-   Memahami hakikat evaluasi dalam pembelajaran
-   Menyebutkan tujuan,fungsi, dan manfaat evaluasi pembelajaran
-   Memahami karakteristik penilaian pada KTSP
Ekspoiteri, Tanya jawab, diskusi, dan tugas merangkum
Tes lisan
Tugas kelompok
1,3,4,5,7, dan 8

B.       Standar Kompetensi       : Menguasai Teknik Penyusunan dan Pelaksanaan Penilaian dalam Proses Pembelajaran

TATAP MUKA/ KOMPETENSI DASAR
MATERI PEMBELAJARAN
INDICATOR HASIL BELAJAR
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENILAIAN
Referensi
III,IV & V Menyusun soal-soal berbagai jenis tagihan
3. Jenis tagihan penilaian KTSP
a. Penilaian Unjuk Kerja
b. Penilaian Proyek
c. Penilaian Produk
d. Penilaian Portofolio
e. Penilaian Tertulis
f. Penilaian Sikap
g. Penilaian diri

-   Menjelaskan aspek-aspek penilaian (kognitif, afektif dan psikomotor)
-   Merancang penilaian unjuk kerja
-   Merancang penilaian proyek
-   Merancang penilaian produk
-   Merancang penilaian portofolio
-   Menulis redaksi butir soal pada tes tertulis
-   Menguasai teknik menilai sikap (afektif)
Tela’ah materi, Tanya jawab, latihan merancang soal pada jenis tagihan tertentu dan prosentase
Tugas individu dan
Tugas kelompok
1,3,6 dan 7
VI & VII
4
-    




C.        

PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENGEMBANGAN POTENSI MANUSIA

PENDIDIKAN ISLAM
DALAM PENGEMBANGAN POTENSI MANUSIA
Oleh : Khairan Efendi

A. Pendahuluan

Dalam pandangan Islam, manusia merupakan ‘entity yang unik. Keunikannya terletak pada wujudnya yang multi-dimensi, bahkan awal penciptaannya didialogkan langsung oleh Allah SWT degan para malaikat sehingga jadilah manusia makhluk Allah yang paling mulia dan sempurna di muka bumi ini.

Karena kesempurnaan dan kemuliaannya, Allah memberikan keistimewaan-keistimewaan yang menyebabkan manusia berhak mengungguli makhluk lainnya. Di antara keistimewaankeistimewaannya adalah diangkatnya manusia sebagai khalifah di bumi.

Manusia merupakan makhluk berpikir yang menggunakan bahasa sebagai medianya; manusia merupakan makhluk tiga dimensi seperti segitiga sama kaki, yang kaki-kakinya terdiri dari tubuh, akal, dan ruh; manusia mempunyai motivasi dan kebutuhan, manusia juga mempunyai keluwesan sifat yang selalu berubah melalui interaksi pendidikan.

Mencermati uraian di atas, wacana untuk menjadikan pendidikan yang lebih manusiawi semakin marak dengan memperhatikan sifat, kebutuhan, dan potensi dasar manusia, maka pemahaman tentang hal ihwal manusia menjadi sangat penting.
Oleh karena itu, setiap rumusan pendidikan berawal dari konsep dasar manusia dalam berbagai dimensinya, yang merupakan refleksi dari pemikiran-pemikiran dinamis atau kenyataan-kenyataan empirik.

Antara konsep dasar pendidikan dan konsep dasar manusia terdapat hubungan yang erat.Tanpa berorientasi pada manusia sebagai acuan dasarnya, rumusan-rumusan teoretis pendidikan akan mengalami stagnasi dan tidak berdaya dalam mengantisipasi perubahan.

Praktik-praktik kependidikan tidak pelak lagi akan mengalami kegagalan, kecuali bila dibangun di atas konsep yang jelas mengenai sifat dasar manusia. Begitu urgennya pemahaman tentang manusia dalam pendidikan sehingga at-Toumy dalam bukunya Falsafah Pendidikan Islam mengungkapkan bahwa penentuan sikap dan tanggapan tentang insan merupakan hal yang amat penting. Sebab insan merupakan unsur terpenting dalam tiap usaha mendidik.

Tanpa tanggapan dan sikap yang jelas tentang insan, pendidikan akan merabaraba Manusia dalam dunia pendidikan, menempati posisi sentral (central position), karena manusia disamping dipandang sebagai subjek sekaligus juga objek pendidikan. Sebagai subjek manusia menentukan corak dan arah pendidikan, sedangkan sebagai objek, manusia menjadi fokus perhatian segala aktivitas pendidikan.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, makalah sederhana ini akan mencoba mengeksplorasi tentang hakikat manusia dalam pendidikan Islam yang pembahasannya meliputi; pandangan al-Qur’an tentang manusia, pengertian pendidikan Islam, serta hakikat manusia dalam pendidikan
B. Pandangan al-Qur’an tentang Manusia

Untuk dapat memahami tentang hakikat manusia dalam al-Qur’an, kita dapat menelusuri terlebih dahulu beberapa istilah yang digunakan oleh al-Qur’an untuk menunjuk manusia. Ada tiga istilah kunci yang digunakan al-Qur’an untuk menunjuk manusia, yaitu al-insan, albasyar, dan an-nas.

Kata insan berasal dari kata al-ins atau annisa, yang dalam bentuk jamaknya adalah anasiy, nas, unasi insiyyu, yang berarti jinak atau lunak. Akan tetapi, dalam al-Qur’an kata-kata tersebut selalu disebut bersamaan dengan kata al-jin kata yang merupakan lawan yang berarti buas. Kata unasi disebut lima kali dalam al-Qur’an (2: 60; 7: 82; 70:160; 17: 71; 27: 56) dan menunjukkan kelompok atau golongan manusia.

Dalam Q.S. 2: 60, misalnya, unas digunakan untuk menunjukkan 12 golongan dalam Bani Israil. Surat 17: 21 dengan jelas menunjukkan makna ini pada hari kami memangil setiap unas dengan imam mereka. Kata anasiy hanya disebut satu kali (25: 49). Anasiy adalah bentuk jamak dari insan, dengan mengganti nun atau ya atau boleh juga bentuk jamak dari insiy, seperti kursiy, menjadi karasiy, yang merupakan bentuk lain dari insan. Kata ins disebut 18 kali dalam al-Qur’an dan selalu dihubungkan dengan jin sebagai pasangan makhluk manusia yang mukallaf (6: 112, 128, 130, 7 : 38, 179; 17 : 88, 27: 17; 41:25, 29; 46 :18; 51:56; 55:33, 39, 56, 74; 72 : 5, 6).

Kata insan disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 65 kali dalam 63 ayat, kata an-nas 241 kali dalam 225 ayat, kata unasi 5 kali dalam 5 ayat, kata anasi dan unsiya masing-masing 1 kali dalam 1 ayat, basyar 36 kali dalam 36 ayat, dan bani Adam 7 kali.

Kata insan dapat dikelompokkan dalam tiga kategori. Pertama, insan dihubungkan dengan keistimewaannya sebagai khalifah atau pemikul amanah. Kedua, insan dihubungkan dengan predisposisi negatif diri manusia. Ketiga, insane dihubungkan dengan proses penciptaan manusia.

Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa manusia merupakan makhluk yang lunak/jinak, tempat dia memiliki kemampuan untuk adaptif dengan perubahan-perubahan yang terjadi di sekitarnya. Sementara itu, kata basyar berasal dari kata basyarah yang berarti permukaan kulit, wajah, dan tubuh yang menjadi tempat tumbuhnya rambut. al-Bazrah mengartikannya sebagai kulit luar, al-Lais mengartikannya sebagai permukaan kulit pada tubuh manusia.

Oleh karena itu, kata mubasyarah diartikan juga sebagai mulamasah sentuhan kulit laki-laki dan perempuan sehingga sering pula diartikan dengan liwat, jima’, persetubuhan Kata basyar disebut 27 kali dalam seluruh ayat tersebut. Kata basyar memberikan referensi pada manusia sebagai makhluk biologis.

Lihatlah bagaimana Maryam berkata, “Tuhanku, bagaimana mungkin aku mempunyai anak, padahal aku tidak disentuh basyar (manusia)”. Dalam ayat yang lain Nabi Muhammad SAW, disuruh Allah menegaskan bahwa secara biologis ia seperti manusia yang lain. “Katakanlah, aku ini manusia biasa (basyar) sepertimu, hanya saja aku diberi wahyu, bahwa Tuhanmu ialah Tuhan yang satu”. Dengan demikian, kata basyar selalu dihubungkan dengan sifat-sifat biologis manusia: makan, minum, seks, dan lain-lain.

Dari segi inilah, tidak tepat menafsirkan basyarun mitslukum sebagai manusia, seperti kita dalam hal berbuat dosa. Kecenderungan para Rasul untuk tidak patuh pada dosa dan kesalahan bukan sifat-sifat biologis, tetapi sifat-sifat psikologis (atau spiritual).

C. Hakikat Pendidikan Islam

Setelah kita memahami manusia secara antropologis berdasarkan al-Qur’an, selanjutnya penulis akan mengurai tentang hakikat pendidikan Islam. Apabila kita berbicara tentang hakikat pendidikan Islam, maka dapat terlepas dari pembicaraan tentang pengertian/definisi pendidikan Islam secara umum.

Hal ini disebabkan dalam pengertian pendidikan Islam tercermin paradigma pendidikan Islam yang akan dibangun, dijabarkan, serta dikembangkan ke arah pendidikan Islam dalam bentuk operasional.

Dengan kata lain, proses/sistem dan model yang dipraktikkan oleh seorang pendidik banyak bergantung pada bagaimana memahami makna pendidikan Islam itu sendiri. Akan tetapi, para pakar pendidikan sampai saat ini belum ada kesepahaman dalam mendefinisikan pengertian pendidikan.
Berikut ini akan penulis kutipkan tentang beberapa definisi pendidikan Islam menurut beberapa tokoh. Sayid Sabiq mendefinisikan pendidikan Islam sebagai suatu aktivitas yang mempunyai tujuan mempersiapkan anak didik dari segi jasmani, akal, dan rohaninya sehingga mereka menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, baik bagi dirinya maupun ummatnya (masyarakatnya).

Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibany, mendefinisikan pendidikan Islam sebagai proses mengubah tingkah laku yang terjadi pada diri individu maupun masyarakat. Muhammad S. A. Ibrahimi mengartikan pendidikan Islam sebagai suatu sistem pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam sehingga dapat dengan mudah untuk membentuk kehidupan dirinya sesuai dengan ajaran Islam.

Sepintas lalu dengan mencermati beberapa pengertian di atas, pendidikan Islam merupakan proses bukan aktivitas yang bersifat instant. Dengan demikian, pendidikan Islam merupakan upaya untuk menyeimbangkan, mendorong, serta mengajak manusia untuk lebih maju dengan berdasarkan nilai-nilai luhur dan kehidupan mulia sehingga terbentuk pribadi yang sempurna, baik berkaitan dengan akal, perasaan, maupun perbuatan.

Beberapa uraian tersebut memberikan suatu gambaran bahwa keduanya merupakan satu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien.

Di samping itu, pendidikan Islam juga mempunyai tujuan membentuk manusia yang pada akhirnya di samping mempunyai kualitas yang tinggi secara individual/personal (kesalehan individual) juga mempunyai kualitas yang tinggi secara impersonal/sosial (kesalehan sosial).

D. Potensi Dasar Manusia dan Pengembangannya

Manusia merupakan makhluk Allah yang paling mulia dan sempurna (melebihi malaikat) apabila dapat memerankan tugas kekhalifahannya. Namun jika manusia tidak dapat bertanggungjawab sebagai khalifatullah dengan baik dan benar, maka kedudukan manusia lebih rendah dari binatang.

Oleh karena itu, agar dapat menjalankan fungsi kekhalifahannya di muka bumi, manusia dikaruniai beberapa kekuatan yang dapat menimbulkan kreativitas untuk menata alam melalui ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya. Untuk itu, Tuhan menganugerahkan kepada manusia potensi-potensi (fithrah) yang dapat dikembangkan melalui proses pendidikan.

Ada beberapa pendapat yang membahas tentang potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia, di antaranya adalah sebagai berikut. Jalaluddin, ada tiga potensi yang dimiliki oleh manusia, yaitu potensi ruh, jasmani (fisik), dan rohaniah.

Pertama, ruh; berisikan potensi manusia untuk bertauhid, yang merupakan kecenderungan untuk mengabdikan diri kepada Sang Pencipta. Kedua, jasmani; mencakup konstitusi biokimia yang secara materi teramu dalam tubuh. Ketiga, rohani; berupa konstitusi non-materi yang terintegrasi dalam jiwa, termasuk ke dalam naluri penginderaan, intuisi, bakat, kepribadian, intelek, perasaan, akal, dan unsur jiwa yang lainnya. Imam al-Ghazali, manusia mempunyai empat kekuatan (potensi), yaitu; pertama, qalb; merupakan suatu unsur yang halus, berasal dari alam ketuhanan, berfungsi untuk merasa, mengetahui, mengenal, diberi beban, disiksa, dicaci, dan sebagainya yang pada hakikatnya tidak bisa diketahui; kedua, ruh; yaitu sesuatu yang halus yang berfungsi untuk mengetahui tentang sesuatu dan merasa, ruh juga memiliki kekuatan yang pada hakikatnya tidak bisa diketahui; ketiga, nafs; yaitu kekutan yang menghimpun sifat-sifat tercela pada manusia; keempat, aql; yaitu pengetahuan tentang hakikat segala keadaan, maka akal ibarat sifat-sifat ilmu yang tempatnya di hati.

Jalaluddin dan Usman Said, secara garis besar manusia memiliki empat potensi dasar, yaitu : pertama, hidayah al-ghariziyyah (naluri), yaitu kecenderungan manusia untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, seperti, makan, minum, seks, dan lain-lain, dalam hal ini antara manusia dengan binatang sama; kedua, hidayah al-hisiyyah (inderawi), yaitu kesempurnaan manusia sebagai makhluk Allah SWT (ahsan at-taqwim); ketiga, hidayah al-aqliyyah, yaitu bahwa manusia merupakan makhluk yang dapat dididik dan mendidik (animal educandum); dan keempat, hidayah diniyyah, yaitu bahwa manusia merupakan makhluk yang mempunyai potensi dasar untuk beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Apabila dikaitkan dengan konteks pengembangannya, potensi ruh diarahkan kepada ibadah mahdhah (khusus) secara rutin dan kontinu. Oleh karena dengan melalui program ini diharapkan tercipta tingkah laku lahiriah-batiniah sebagai suatu pola hidup makhluk yang bertuhan. Potensi jasmaniah diprogramkan lebih dini agar manusia makan dan minum dari yang manfaat, baik dan benar (halalan thayyiban).

Hal ini dianggap penting karena benih (nuthfah) berasal dari makanan dan minuman, yang pada akhirnya akan menjadi bahan baku pengembangan sumberdaya insani. Potensi rohaniah, seperti naluri mempertahankan diri dan naluri untuk berkembang biak harus disalurkan dengan jalan yang diridlai Allah SWT. Sementara itu, dengan potensi fithrah dan gharizah menuntut manusia untuk senantiasa belajar dari lingkungannya.

Salah satu aspek potensial dari fitrah adalah kemampuan berpikir manusia, di mana rasio menjadi pusat perkembangannya. Adapun potensi akal merupakan ciri khas manusia sebagai makhluk yang memiliki kemampuan untuk memilih (baik dan buruk) dan manusia berpotensi untuk menentukan jalan hidupnya.

Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa Allah telah menganugerahkan beberapa potensi kepada manusia yang dapat dikembangkan dengan seoptimal mungkin dalam rangka melaksanakan tugas kekhalifahannya di dunia. Dari potensi-potensi dasar tersebut, menunjukkan pada kita akan pentingnya pendidikan untuk mengembangkan dan mengolah sampai di mana titik optimal itu dapat capai. Apalagi kita saksikan kondisi manusia pada waktu dilahirkan di dunia ini, mereka dalam keadaan yang sangat lemah, yang secara tidak langsung membutuhkan pertolongan dari kedua orangtuanya.

Tanpa adanya pertolongan dan bimbingan kedua orangtuanya, maka bayi yang lahir dengan bentuk tubuh yang sempurna itu akan mengalami pertumbuhan secara tidak sempurna. Sebagaimana dialami oleh Mr. Singh, ketika menemukan dua orang anak manusia dalam sarang serigala. Kedua anak tersebut diasuh dan dibesarkan oleh serigala sehingga segala gerak gerik, kemampuan, dan tingkah lakunya sangat menyerupai serigala.

Demikian halnya anak yang diasuh oleh monyet, maka ia juga akan menyerupai monyet. Dengan demikian, pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan kepribadian anak, potensi jasmaniah dan rohaniah tidak secara otomatis tumbuh dan berkembang dengan sendirinya, tetapi membutuhkan adanya bimbingan, arahan, dan pendidikan.

Oleh karena itu, penulis sependapat dengan ungkapan yang dilontarkan oleh Emmanuel Kant “manusia bisa menjadi manusia karena pendidikan”.

E. Kesimpulan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam memandang manusia mempunyai posisi sentral (central position) karena manusia dipandang sebagai subjek juga objek. Sebagai subjek manusia menentukan corak dan arah pendidikan, sedangkan sebagai objek, manusia menjadi fokus perhatian segala aktivitas pendidikan.
Dalam al-Qur’an ada tiga istilah kunci yang digunakan untuk menyebut manusia, yaitu basyar, insan, dan bani adam/ zuriyat adam. Kata basyar, memberikan referensi pada manusia sebagai makhluk biologis-fisiologis. Kata insan, digunakan untuk menunjuk manusia sebagai totalitasnya; insan sebagai pemikul amanah/khalifah, dihubungkan dengan predisposisi ncgatif manusia; serta insan yang dihubungkan dengan proses penciptaan manusia.

Seluruh kategori merujuk kepada sifatsifat psikologis atau spritual atau menggambarkan secara simbolis karakteristik basyari dan insani.Sementara an-Nas menunjuk kepada pengertian bahwa manusia sebagai makhluk sosial. Bani adam/zuriyat adam digunakan manusia secara universal (umum).

Manusia lahir ke dunia dalam keadaan fithrah (membawa potensi dasar) yang meliputi; qalb ruh, nafs, dan akal, dan masing-masing potensi tersebut harus dikembangkan melalui pendidikan dengan seimbang dalam rangka mewujudkan insan kamil.















DAFTAR PUSTAKA


Abdurrahman. 1969. ‘Aisyah, Maqa1 fi al-Insan; Dirasah Qur’aniyyah. Mesir: Dar al-Ma’arif. Al-’Ainain, Ali Khalil Abu. 1980. Falsafah at-Tarbiyah al-Islamiyyah fi al-Qur’an al-Karim. Mesir: Dar al-Fikri al- ’Araby.

Ancok, Djamaluddin dan Fuat Nashori Suroso. 1994. Psikologi Islam: Solusi Islam atas Problem-problem Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Asy-Syaibany, Omar Muhammad at-Toumy. 1979. Falsafah Pendidikan Islam. Terj. Hasan Langgulung. Jakarta: Bulan Bintang.

Asy’ary, Musa. 1992. Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam al-Qur’an. Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Islam.

Barnadib, Imam. 1994. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Pasca Sarjana IAIN Sunan Kalijaga.

Boullata, Issa J. 1992. Tafsir al-Qur’an Modern: Studi atas Metode Bintusy-Syathi’. Terj. Ihsan Ali-Fauzi. Bandung: Yayasan Muthahari.

Daradjat, Zakiah. 1992. llmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Idris, Zahara dan Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Izutsu, Toshihiku. Relasi Tuhan dan Manusia. Terj. Agus Fahri Hussein, dkk. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogyakarta.

Munawar, Budhy - Rahman (Ed.) 1995. Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah. Jakarta: Paramadina.

Muthahhari, Murtadha. 1986. Memahami al-Qur’an. Terj. Agus Fahri Husein. Jakarta: Yayasan Bina Tauhid.

Mulkhan, Abdul Munir. 1993. Paradigma Intelektual Muslim: Pengantar Filsafat Pendidikan Islam dan Dakwah. Yogyakarta: SIPRESS.

Nasution, Harun. 1987. Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu’tazilah. Jakarta: UI-Press.

Nawawi, Hadari. 1993. Pendidikan daIam Islam. Surabaya: Al-Ikhlas.

Quthb, Muhammad. 1993. Manhaj at-tarbiyah al-Islamiyyah. Kairo: Dar asy-Syuruq.

SILABI DAN SAP


SILABI DAN SAP


Matakuliah : Strategi Belajar Mengajar
Kode : MEP485
SKS/JS : 4/4
Prasyarat : ---
Dosen : Drs. Sapir, S.Sos., M.Si. / Januar Kustiandi, S.Pd



A. Deskripsi Mata Kuliah
Mata Kuliah ini membahas konsep dasar belajar, mengajar, strategi belajar mengajar, pendekatan dalam pembelajaran, pola pengaturandan model pembelajaran ekonomi, pengelolaan kelas, media pembelajaran, macam-macam metode mengajar.

B. Kompetensi
Mahasiswa mampu Memahami konsep dasar belajar, mengajar, strategi belajar mengajar, pendekatan dalam pembelajaran, pola pengaturandan model pembelajaran ekonomi, pengelolaan kelas, media pembelajaran, macam-macam metode mengajar.

C. Materi
1. Konsep Dasar
a. Belajar
b. Mengajar
c. Strategi Belajar Mengajar
2. Pendekatan dalam Pembelajaran
a. Konstruktivis
b. Kontekstual
c. CBSA
d. Keterampilan Proses
e. Pendidikan Kecakapan Hidup
3. Pola pengaturan dan Model Pembelajaran Ekonomi
4. Pengelolaan Kelas
5. Media Pembelajaran
6. Macam-Macam Metode Mengajar

D. Sistem Penilaian
1. Kehadiran (bobot = 10%)
2. Tugas kelompok (bobot = 20%)
3. Tugas Mandiri (bobot = 10%)
4. UTS (bobot = 20%)
5. UAS (bobot= 40%)
6. 1,2,3,4,5 dijumlah kemudian dirata- rata

E. Daftar Rujukan:
1. Saputro, S., Abidin, Z., Sutama, IW. 2002. Strategi Belajar Pembelajaran. FIP UM.
2. Dimyati, Mujiono. 2002 Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
3. Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar&Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
4. Anwar. 2004. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education)
5. Nurhadi, Yasin, B., Senduk, AG. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM.
6. Sadiman, Arief s. Dkk. 2003. Media pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers.
7. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA, MA, SMP.



SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

Pertemuan Ke Topik Metode
1 Pendahuluan Ceramah, Tanya Jawab
2 Konsep Dasar Belajar Ceramah, Tanya Jawab
3 Konsep Dasar Mengajar Ceramah, Tanya Jawab
4 Konsep Dasar Strategi Belajar Mengajar Ceramah, Tanya Jawab
5 • Pendekatan Konstruktivis
• Pendekatan Konstektual Diskusi, Tanya Jawab
6 • Pendekatan CBSA
• Pendekatan Keterampilan Proses Diskusi, Tanya Jawab
7 • Pendekatan Kecakapan Hidup
• Macam-Macam Metode Mengajar Diskusi, Tanya Jawab
8 • Pembelajaran Kooperatif
• Pengelolaan Kelas Diskusi, Tanya Jawab
9 • Media Pembelajaran
• Pembelajaran Model Diskusi, Tanya Jawab
10 UTS
11 Praktik Diskusi, Tanya Jawab
12 Praktik Diskusi, Tanya Jawab
13 Praktik Diskusi, Tanya Jawab
14 Praktik Diskusi, Tanya Jawab
15 Praktik Diskusi, Tanya Jawab
16 Praktik Diskusi, Tanya Jawab
Pekan Sunyi
UAS